Serunya Jalan-Jalan ke Penang Dari Naik Kereta Cepat Hingga Kapal Ferry
September 25, 2020Kuala Lumpur to Penang By ETS Gold Train
10 Januari 2018, perjalanan ke Penang, kami tempuh melalui jalur darat menggunakan kereta cepat ETS (Electric Train Service) yg menghubungkan Kuala Lumpur hingga Padang Besar (ujung perbatasan Malaysia menuju Hatyai, Thailand). Meski tak secepat Shinkansen di Jepang, tapi inilah kereta tercepat di ASEAN. Kami berangkat dari Stasiun KL Sentral Kuala Lumpur pada malam hari pukul 22:45.
Kereta cepat yg kami gunakan adalah ETS Gold dengan waktu tempuh Kuala Lumpur - Penang selama 4 jam 25 menit, berhenti di stasiun Butterworth, Penang. Harga tiket ETS Gold RM 59/orang. ETS Gold ini terbilang sangat nyaman dan bersih. Fasilitasnya juga ok, ada mushalla atau dalam bahasa melayunya surau dan cafe. Di masing-masing tempat duduk jg ada colokan listrik dan tiap gerbong ada tv serta kompartemen luggage. Kursinya jg bisa diputar berhadapan 4 orang. Karena kondisi kereta yg sepi, enak banget nih kalo kursinya diputar berhadapan (foto 1-3).
Sebelum berangkat, saya dan suami makan malam terlebih dahulu. Ada tempat makan yg rame dan strategis dekat stasiun KL Sentral namanya "ABC Bistro Cafe". Menu yg dijual adalah nasi kandar dan ini makanan yg lumrah banget di Malaysia yg jual biasanya keturunan India. Nasi kandar ini penampakannya sih kalo di kita kaya nasi padang dan yang pasti halal (foto 4-6).
Kereta yg kami naiki berangkat sesuai jadwal dan perlahan meninggalkan kota Kuala Lumpur. Nyamannya kereta membuat saya mengantuk. Sayangnya Pak Suami ga bisa tidur karena memang beliau pada dasarnya ga akan pernah bisa tidur kalo lagi di jalan, mau itu di pesawat, kereta, bus ataupun mobil. Beda halnya sama istrinya ini yg seneng molor kalo lagi dijalan, tau-tau udah nyampe aja 😬. Dinginnya udara malam di kereta dan nyamannya pundak suami adalah perpaduan yg sempurna di perjalanan ini.
Malam pun berlalu secepat kereta melesat....
Butterworth to Penang by Ferry
ETS Gold Train yang kami naiki tiba di Stasiun Butterworth pukul 03.00 pagi. Tujuan perjalanan kami yaitu George Town, ibukota Penang atau Pulau Pinang (Negara Bagian di Malaysia). Ada 2 cara menuju George Town yaitu via darat melintasi jembatan Pulau Pinang atau menyebrang menggunakan kapal ferry.
Kami memilih cara kedua yaitu dengan kapal ferry karena akan lebih cantik melihat pemandangan laut di pagi hari melalui geladak kapal (foto 1,2 dan 5).
Bagi kami tak ada aturan yang benar-benar baku selama travelling, yang penting harus enjoy. Jadi apapun itu yang dapat membuat kami nyaman selama perjalanan, yah it's okay. Nah...berhubung kami tiba di Stasiun Butterworth masih terlalu dini dan kapal ferry pun belum beroperasi, maka tanpa ada pilihan lain karena udah terlalu malem juga ga bisa kemana-mana maka kami memutuskan untuk tidur sebentar di kursi yg ada di area ruang tunggu di luar peron. Kalo soal tidur di stasiun begini, ga perlu heran karena ini udah kesekian kalinya kami tidur di public area gini misalnya kami pernah tidur di bandara Changi Singapore dan bandara KLIA Kuala Lumpur. Tenang, ga akan dimarahin security kok! Asalkan kamu ga tidur di sembarang tempat yah prens. Tipsnya, ketahui terlebih dahulu area mana yang bisa dijadikan spot untuk kamu tidur sebentar. Jangan asal tidur yah prens ntar yang ada malah diusir security loh dikira tunawisma, hahahaa. Pertimbangkan juga alasanmu tidur di public area. Kalo kami biasanya karena jam kedatangan kami yg terlalu malam dan tidak memungkinkan untuk mendapatkan transportasi lanjutan ke tempat yang dituju. Hayoooo....siapa disini yang pernah tidur di bandara atau stasiun?
Di ruang tunggu stasiun Butterworth ini, meski kecil namun fasilitasnya terbilang oke dan bersih. Ada vending machine jika kamu haus, dan ada surau, juga toilet. Jangan lupa sediakan pecahan uang logam ringgit untuk ke toilet ya karena ada penjaganya yg stand by di depan pintu masuk toilet (foto 3 dan 4).
FYI untuk waktu operasional kapal ferry
• Butterworth to Penang : 05.20AM - 00.10AM
• Penang to Butterworth : 05:40AM - 00:40AM
Harga tiketnya juga murah banget cuma RM 1.2 per orang dan hanya satu kali pembayaran alias PP.
Tiba di Georgetown, Penang
Pukul 08.17 pagi waktu setempat. Tak terasa ferry kami tiba di dermaga Pelabuhan atau Weld Quay yg terintegrasi dengan terminal bus (foto 2 ferry yang kami tumpangi).
Untuk keliling Penang, kita bisa menggunakan bus Rapid KL. Karena masih pagi, kami memilih berjalan kaki menyusuri jalanan George Town, kawasan yg dikenal sebagai UNESCO World Heritage Site.
Jalanan masih sepi dari lalu lalang kendaraan dan keramaian orang. Saya pikir karena ini masih pagi. Kami berjalan menembus deretan bangunan tua bergaya kolonial dan ruko-ruko yg berjejer sepanjang mata memandang. Uniknya deretan ruko ini arsitekturnya terlihat tua dengan cat dinding yg mengelupas. George Town persis bak "Kota Tua" nan cantik. Kami jadi makin penasaran mengulik kota ini, sepertinya sarat akan sejarah masa lampau. Wajar jika Penang diminati banyak turis mancanegara terutama George Town yg kami tapaki saat ini.
Lihat postingan ini di Instagram
Berjalan kaki dengan ransel di pundak bak turis asing, kami mencari penginapan di kawasan kota tua George Town ini karena memang pertimbangannya selain dekat dengan spot wisata, juga karena ini adalah kawasan para backpacker dan pusatnya street food di Penang. Terbukti, sepanjang jalan kami bertemu dengan banyak bule yg lg santai di pelataran hostel, atau yg kami temui dijalan dengan ransel besar mereka.
Kami tiba di depan sebuah hostel yg tanpa sengaja kami temui. Ada 1 private room yg kosong, sisanya penuh. Ada juga yg kosong tipe dorm. Berhubung susahnya mencari penginapan karena high season (awal tahun saat itu), kami setuju dengan kamar private tersebut. Harga kamar disini murah banget hanya RM 60 per malam include breakfast. Berhubung belum bisa check in karena masih pagi, kami titip tas dan langsung cuss keliling kota.
#penangstory #Penang #georgetown #travelthroughtheworld #rekamwaktu #travelling #travelphotography #risansjourney #whenyoutravelyoulearn #malaysiatrulyasia #malaysia
0 komentar